Rabu, 16 Mei 2012

Hidupkan Budaya Nenek Moyang di Tanah Rantau

Sudah menjadi kemestian akan pudarnya budaya suatu kaum/suku jika sudah berbaur dengan kelompok masyarakat yang juga berbeda budaya, gesekan dan pengaruh dari budaya dimana kita berada jauh lebih mendominasi keseharian dan terkadang kita merasa asing dengan budaya nenek moyang kita sendiri.
Tobana adalah budaya yang senantiasa selalu dihidupkan masyarakat massenrempulu dimanapun berada, dan bahkan sudah menjadi motto tersendiri dalam paguyuban yang menaungi. Namun, konteksnya sudah berbeda antara Papua sebagai daerah tujuan perantauan sebagian masyarakat massenrempulu ketimbang daerah-daerah lain. Tanah Papua telah menjadi daerah yang begitu mengguirkan seluruh masyarakat Indonesia yang ingin mencari kehidupan yang lebih baik, mulai dari Sumatera, Jawa, Sulawesi, Ambon, NTT, NTB hingga masyarakat Papua sendiri berbondong-bondong hijrah ke Jayapura, Timika, Wamena, dan Sorong sebagai wilayah favorit yang menawarkan pekerjaan untuk mengais rejeki. fenomena ini sudah berlangsung sejak tahun 70-an sehingga jika dirunut saat sekarang ini sudah memasuki generasi ketiga. sehingga tidak heran puluhan paguyuban lahir dan eksis di Papua, misalnya Kerukunan keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Himpunan Keluarga Jawa Madura (HKJM), juga tidak ketinggalan kerukunan Batak, Manado, Maluku dan masih banyak yang lain. Namun bukan berarti dengan banyaknya paguyuban kemudian muncul perpecahan, kerukunan antar paguyuban senantiasa terjalin namun seiring perjalanan waktu, fungsi dari banyaknya paguyuban ini seakan sudah melenceng dari tujuan awal. terkesan lebih empuk oleh para sebagian orang untuk dijadikan tunggangan politik sehingga tidak heran kultur yang kental dalam setiap tindak tanduk pagubuyan tersebut  terkena imbasnya.
setelah ini pasti akan muncul pertanyaan besar, apa korelasinya dengan massenrempulu?  mari kita coba uraiakan secara mendasar. keluarga Massenrempulu di tanah Papua terkhusus daerah Kota Jayapura, kab. Jayapura, dan Kab. Keerom tidak kurang dari 1000 KK, bukan jumlah yang sedikit jika diseimbangkan dengan jumlah penduduk Papua yang hanya dari kurang lebih 2,5 juta orang. HIKMA (Himpunan Keluarga Massenrempulu) adalah organisasi yang menaungi segenap keluarga Massenrempulu dimanapun berada.......
(bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar